25+ Film Tentang Pendidikan Indonesia Yang Menginspirasi adalah pembahasan kita kali ini yang berkaitan dengan Film. Terlebih dahulu kita awali lewat video yang terkait dengan 25+ Film Tentang Pendidikan Indonesia Yang Menginspirasi. Cekidot dibawah ini:
Video 25+ Film Tentang Pendidikan Indonesia Yang Menginspirasi
25+ Film Tentang Pendidikan Indonesia Yang Menginspirasi
Selain untuk mendapatkan hiburan, menonton Film Tentang Pendidikan Indonesia juga bisa memberikan inspirasi bagi kamu.
Salah satunya adalah inspirasi untuk terus menempuh pendidikan dan mewujidkan cita-cita. Di Indonesia, ada banyak film bertemakan pendidikan.
Film pendidikan menceritakan kisah orang-orang yang berjuang dalam menempuh pendidikan.
Mereka mengalami berbagai halangan dan rintangan dalam mewujudkan impinannya dalam meraih pendidikan.
Selain itu, film-film pendidikan juga banyak mengangkat kesenjangan pendidikan di beberapa daerah di Indonesia.
Untuk membuatmu semakin semangat menempuh pendidikan, Berikut ini 25 film pendidikan Indonesia yang paling meninspirasi.
25+ Rekomendasi Film Tentang Pendidikan Indonesia
Jika sobat penasaran dengan Rekomendasi Film Tentang Pendidikan Indonesia hingga saat ini, berikut tim Ponsel sudah merangkum dalam list dibawah ini.
1. Surau dan Silek (2017)
Surau dan Silek berkisah tentang Adil (Muhammad Razi), anak yatim berusia 11 tahun.
Ia berusaha menjadi anak yang saleh agar ayahnya yang sudah meninggal bisa masuk ke dalam surga.
Adil berambisi memenangkan pertandingan silat setelah mengalami kekalahan dalam turnamen di kampungnya.
Di turnamen tersebut, Adil dikalahkan oleh Hardi (F Barry Cheln) yang bermain curang. Namun, Hardi tentu tidak mau mengakui kecurangan ini.
Dayat (Bisa Jousant) dan Kurip (Bintang Khairafi) membantu Adil untuk membalas kekalahannya ini.
Dengan semangat yang tinggi mereka berlatih silat untuk mengikuti pertandingan yang akan dilakukan 6 bulan lagi.
Dalam proses latihan ini, ada banyak rintangan yang harus mereka hadapi.
Guru silat mereka, yaitu Rustam (Gilang Dirga) harus meninggalkan mereka untuk pergi merantau.
Adil juga memiliki keinginan untuk menjadi anak saleh yang bertentangan dengan ambisi balas dendamnya.
2. Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014)
Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku menjadi salah satu film pendidikan Indonesia yang unik.
Film ini secara khusus menggunakan dialog bahasa Ambon di keseluruhan film.
Film berdurasi 150 menit ini menceritakan tentang Sani Tawainella (Chicco Jericho) yang ingin menyelamatkan anak-anak di kampungnya.
Kampung tempat tinggal Sani merupakan salah satu daerah yang sering mengalami konflik agama selama bertahun-tahun.
Melalui sepak bola, Sani ingin anak-anak memiliki masa depan yang lebih baik. Namun, niat baiknya ini tentu tidak mudah untuk diwujudkan.
Apalagi ketika Sani ditugaskan untuk membawa tim sepak bola anak-anak Maluku mewakili kejuaraan nasional.
Di dalam tim sepak bola ini, Sani harus membaurkan anak-anak dengan berbagai agama yang akhirnya menyebabkan perpecahan tim.
3. Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982)
Film ini menjadi salah satu film pendidikan yang paling sukses di Indonesia.
Film Titian Serabut Dibelah Tujuh menceritakan kisah Ibrahim (El Manik) yang menjadi seorang guru pendatang di suatu desa.
Di desa tersebut ia terjebak dalam suatu permasalah yang seharusnya bukan ia yang menyelesaikan.
Ada kepada kampung dan tetua adat yang lebih berwenang untuk menyelesaikan masalah ini.
Namun, sang pemimpin kampung, yaitu Pak Saleh (Rachmat Hidayat) tidak berdaya di kampungnya.
Pak Saleh yang merupakan guru agama sangat bergantung pada Harun (Soekarno M Noor), orang terkaya di kampung Tanjung Berangin yang juga seorang penj*di.
Masalah di kampung tersebut semakin kompleks tatkala seorang gadis bernama Halimah (Dewi Irawan) harus dipasung.
Ia difitnah oleh Arsyad (Soultan Saldin) yang bejat dan sangat pandai bersilat lidah.
Mampukan Ibrahim menyelesaikan semua masalah kompleks yang terjadi di kampung Tanjung Berangin?
4. Laskar Pelangi (2008)
Film Laskar Pelangi diangkat dari novel karya karya Andrea Hirata yang mengisahkan perjuangan guru dan anak-anak di pulau Belitung untuk sekolah.
Cerita di buku dan film Laskar Pelangi ini diangkat dari kisah masa kecil Andrea Hirata sendiri.
Ikal (Zulfanny), Lintang (Ferdian), Mahar (Verrys Yamarno), Harun (Jeffry Yanuar), Sahara (Dewi Ratih Ayu Safitri), dan keenam anak lainnya sekolah dengan keterbatasan di SD Muhammadiyah Gantong.
Sekolah mereka hampir saja ditutup karena tidak memiliki cukup siswa. Namun, Harus datang di saat-saat terakhir yang menyelamatkan sekolah mereka.
Oleh Bu Muslimah (Cut Mini), kesepuluh anak ini disebut dengan Laskar Pelangi.
Masing-masing anak memiliki bakat dan kecerdasannya masing-masing.
Mereka berhasil meraih berbagai prestasi yang menjadi pendorong semangat untuk terus bersekolah.
5. Di Timur Matahari (2012)
Di Timur Matahari menjadi salah satu film yang mengambil latar di Papua, pulau paling timur dari Indonesia.
Film ini dipenuhi oleh aktris dan aktor bertalenta serta anak-anak asli pulau Papua.
Laura Basuki, Lukman Sardi, Ririn Ekawati, dan Ringgo Agus Rahman menjadi pemain yang beradu akting di film ini.
Selain itu, ada juga Simson Sikoway, Michael Jakarimilena, Putri Nere, dan Abetnego Yogibalom yang bermain di film ini.
Film ini menceritakan tentang pendidikan yang memang sulit didapatkan di Papua.
Anak-anak Papua sudah lama menantikan kehadiran guru yang akan memberikan cahaya baru di dalam kehidupan mereka.
Thomas, Mazmur, dan teman-temannya selalu menunggu datangnya guru pengganti di suatu lapangan terbang tua.
Lapangan ini menjadi penghubung desa mereka dengan daerah lainnya yang cukup sulit dijangkau.
Guru yang tidak kunjung hadir membuat Mazmur dan teman-temannya belajar dari lingkungan sekitarnya.
Akan tetapi, masalah yang lebih besar muncul ketika ayah Mazmur, yaitu Joseph meninggal terbunuh oleh ayah Agnes.
Orang dewasa di kedua kampung mulai bertikai dan terjadi perang. Namun, Mazmur serta anak-anak lainnya tetap berteman.
Mereka melakukan berbagai cara untuk mendamaikan kedua kampung yang saling memerangi.
6. Kartini (2017)
Kartini dikenal sebagai sosok yang sangat memperhatikan pendidikan kaum perempuan di Indonesia.
Hal ini juga yang diangkat di dalam film biografinya yang berjudul sama, yaitu Kartini. Di film ini, Kartini diperankan oleh Dian Sastrowardoyo.
Kartini memiliki ibu bernama Ngasirah (Christie Hakim).
Sejak kecil kartini harus melihat sang ibu yang bukan keturunan bangsawam menjadi orang terbuang di rumahnya.
Sang ayah, Raden Sosroningrat (Deddy Sutomo) tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun-temurun tersebut.
Sepanjang hidupnya, Kartini berjuang untuk menyetarakan kehidupan orang-orang bangsawan dan yang bukan bangsawan.
Ia juga ingin agar anak perempuan bisa mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak laki-laki.
Kartini dan kedua saudarinya, yaitu Roekimi (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita) berjuang untuk mendirikan sekolah bagi perempuan dan kaum miskin.
Kartini juga berjuang agar ada banyak lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat di daerahnya.
7. Tanah Surga… Katanya (2012)
Film Tanah Surga… Katanya menceritakan tentang kehidupan di perbatasan Indonesia.
Hasyim merupakan seorang mantan relawan Konfrontasi Indonesia Malaysia yang terjadi pada tahun 1965. Kini ia hidup sendirian setelah istrinya meninggal.
Hasyim memiliki seorang anak bernama Haris (Ence Bagus). Haris memiliki dua orang anak, yaitu Salman (Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra).
Hasyim harus bertahan hidup di keterbelakangan ekonomi di daerah perbatasan.
Loyalitas yang tinggi terhadap Indonesia membuat Hasyim bertahan.
Sedangkan Haris, anaknya lebih memilih tinggal di Malaysia karena lebih memberikan kehidupan yang layak.
Haris juga berusaha untuk mengajak Hasyim dan keluarganya untuk tinggal di Malaysia.
Suatu hari, di desa tempat tinggal Hasyim datang seorang guru muda bernama Astuti (Astri Nurdin) dan dokter muda bernama dr. Anwar (Ringgo Agus Rahman).
Kedatangan dua orang ini membuat Salman dan Salinah sangat gembira.
Akan tetapi, sejak kedatangan dr. Anwar barulah diketahui bahwa Hasyim menderita penyakit yang membahayakan.
Ia harus segera mendapatkan pengobatan. Salman butuh 400 ringgit untuk biaya pengobatan tersebut.
8. Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015)
Apakah kamu tahu H.O.S Tjokroaminoto? Ia merupakan pahlawan nasional yang menjadi guru dari presiden Soekarno dan beberapa pejuang bangsa lainnya.
Film ini menceritakan perjuangan Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (Tjokro) dalam perjuangan kemerdekaan di Indonesia.
Tjokro (Reza Rahardian) lahir dari kaum bangsawan.
Tjokro yang memiliki latar keislaman yang kuat mendirikan organisasi Serekat Islam yang membantu perjuangannya melawan penjajahan Belanda.
Tjokro juga berusaha meninggalkan kehidupan bangsawannya untuk merasakan penderitaan rakyat.
Ia berusaha untuk menyamakan hak dan martabat masyarakat bumiputera yang kaya dan miskin dengan orang-orang Belanda yang menjajah Indonesia.
Tjokro dan istrinya, Suharsikin (Putri Ayudya) tinggal di sebuah rumah yang terletak di Gang Penaleh, Surabaya.
Di rumah ini ada banyak tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan yang bertemu.
Tjokro mengajarkan banyak murid-muridnya yang akhirnya menjadi pejuang kemerdekaan di masa depan.
Mereka adalah pejuang yang meneruskan cita-cita kemerdekaan yang digagas oleh Tjokro.
Meskipun, pada akhirnya para pejuang ini memilih berjuang dengan caranya masing-masing.
9. Denias, Senandung di atas awan (2006)
Denias (Albert Fakdawer) merupakan anak dari suku pedalaman di Papua. Ia berusaha untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Berbagai halangan dan rintangan dihadapi oleh Denias untuk bisa mencapai cita-citanya ini.
Ia kemudian bertemu dengan orang-orang yang bisa membantunya mendapatkan pendidikan.
Film ini terinspirasi dari kisah nyata yang dialami oleh Janias. Ada sedikit perubahan yang dilakukan pada film Denias dari kisah nyata yang dialami oleh Janias.
Film ini juga menghadirkan akting dari Ari Sihasale yang menjadi Maleo, Marcella Zalianty yang menjadi Ibu Sam Koibur, dan Mathias Muchus yang menjadi Pak Guru.
10. Mimpi Ananda Raih Semesta (2016)
Mimpi Ananda Raih Semesta menceritakan perjuangan seorang ibu di kaki Gunung Kidul bernama Tupon (Kinaryosih).
Ia berjuang tanpa lelah mengantarkan anaknya, Sekar Palupi (Acha Septriasa) untuk terus mendapatkan pendidikan.
Tupon yang buta huruf selalu membawa Sekar untuk melihat alam semesta. Ia mengatakan bahwa Sekar bisa ke planet Mars dengan pengetahuan.
Perjuangan Tupon ini akhirnya membuahkan hasil. Sekar Palupi berhasil meraih gelar master di bidang astronomi dari universitas ternama di dunia, yaitu Oxford University, Inggris.
11. Sokola Rimba (2013)
Sokola Rimba menceritakan tentang seorang guru bernama Butet Manurung (Prisia Nasution).
Awalnya Butet bekerja di sebuah lembaga konservasi di Provinsi Jambi.
Hingga suatu hari ia terkena penyakit malaria dan diselamatkan oleh anak dari suku Anak Dalam bernama Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo).
Pertemuan ini membuat Butet memperluas wilayah kerjanya untuk mengajar anak-anak dari suku Anak Dalam (Orang Rimba).
Butet berjuang untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak tersebut. Namun, perjuangannya ini ternyata tidaklah mudah.
Demi memberikan pendidikan, Butet harus menghadapi berbagai halangan dan rintangan.
Ada orang tua yang menganggap bekerja jauh lebih penting daripada belajar di sekolah.
Fasilitas di sekolah mereka juga sangat kurang. Serta, jarak sekolah sangatlah jauh untuk dijangkau.
Akan tetapi, Butet berusaha untuk terus mengabdi demi dunia pendidikan di daerah tersebut.
Di film ini terlihat pengabdian seorang guru yang pantang menyerah menghadapi segala tantangan demi cerdasnya anak-anak Indonesia.
12. Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (2010)
Muluk (Reza Rahardian) merupakan sarjana S1 yang belum mendapatkan pekerjaan meskipun sudah tamat kuliah selama 2 tahun.
Suatu hari, Muluk bertemu dengan Komet (Angga Putra) yang merupakan seorang pencopet.
Komet membawa Muluk ke markasnya yang berisi banyak pencopet. Para pencopet ini dipimpin oleh Jarot (Tio Pakusadewo).
Muluk akhirnya menawarkan kepada Jarot untuk membantunya mengelola keuangan hasil copet tersebut.
Sebagai imbalannya, Muluk akan mendapatkan 10 persen dari total keuangan yang ia kelola. Pekerjaan ini ternyata memberikan penghasilan bagi Muluk.
Namun, di hati kecilnya Muluk ingin agar para pencopet ini dapat berubah menjadi orang yang lebih baik.
Muluk kemudian meminta bantuan kepada teman-teman kuliahnya. Mereka mengajarkan budi pekerti, agama, dan kewarganegaraan kepada para pencopet.
Dengan menonton film ini, kamu akan tahu ada banyak masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Mulai dari pengangguran, penyalahgunaan kekuasaan, dan kehidupan di jalanan.
13. 5 Elang (2011)
Film 5 Elang mengisahkan petualangan regu pramuka yang beranggotakan Baron (Christoffer Nelwan), Rusdi (Iqbaal Ramadhan), Anton (Teuku Rizky Muhammad), Aldi (Bastian Bintang Simbolon), dan Sindai (Monica Sayangbati).
Mereka menjalani kemah pramuka sekolah di sebuah hutan. Di perkemahan, mereka harus mengikuti permainan markas bintang.
Mereka harus menyusuri hutan untuk menyelesaikan permainan ini.
Di tengah perjalanan, terjadi pertengkaran antara Baron dan Aldi. Rusdi berusaha memisahkan pertengkaran keduanya.
Namun, Baron malah membongkar aib Rusdi yang membuat Rusdi sedih dan pergi.
Anton pergi mengikuti Rusdi. Sedangkan, Aldi, Baron, dan Sindai pergi menuju desa terdekat dari hutan tersebut.
Akan tetapi, ternyata Anton dan Rusdi diculik oleh penebang liar yang dipimpin Arip Jagau.
Aldi, Baron, dan Sindai yang mengetahui keduanya diculik langsung berusaha menyelamatkan Anton dan Rusdi.
Mereka kembali menyusuri hutan untuk menemukan tempat penculik menyembunyikan Anton dan Rusdi.
14. Untuk Rena (2005)
Rena (Maudy Ayunda) sudah sejak kecil tinggal di Panti Asuhan Rumah Matahari.
Rena yang berusia 11 tahun menjadi anak tertua di panti asuhan tersebut dan selalu berusaha melindungi adik-adiknya.
Suatu hari di bulan Ramadhan, panti asuhan kedatangan Yudha (Surya Saputra). Rena khawatir Yudha akan mengambil adik-adiknya.
Ia pun meminta anak panti asuhan untuk bersikap dingin terhadap Yudha.
Namun, ternyata Yudha terus datang di akhir pekan.
Semakin lama, anak-anak di Rumah Matahari dan Rena menjadi sangat dekat dengan Yudha.
Rena tidak menyadari siapa sebenarnya Yudha tersebut.
15. Sepatu Dahlan (2014)
Sepatu Dahlan merupakan salah satu dari banyak film yang diangkat dari novel dan kisah nyata.
Film ini menggambarkan masa kecil mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Karakter di film ini diperankan oleh Kinaryosih, Aji Santosa, Donny Damara, Ray Sahetapy, dan beberapa pemain lainnya.
Sepatu Dahlan menceritakan Dahlan kecil yang selalu bermimpi untuk memiliki sepatu dan sepeda.
Namun, ia hidup dalam kemiskinan yang membuatnya harus berjalan tanpa alas kaki ke sekolah.
Dahlan juga bukan anak yang pintar di sekolahnya. Ia tamat dengan 3 nilai merah yang membuatnya akhirnya masuk ke MTs Takeran.
Di sekolah ini Dahlan terpilih menjadi ketua tim voli.
Hal ini tentu membuat keinginan Dahlan untuk memiliki sepatu semakin besar.
Akan tetapi, ia harus dihadapkan dengan cobaan sang ibu yang jatuh sakit dan kemudian meninggal.
Dahlan juga harus berjuang untuk menjaga adiknya yang masih SD.
16. Serdadu Kumbang (2011)
Serdadu Kumbang mengambil latar suatu desa di puncak bukit yang jauh dari perkotaan. Amek (Yudi Miftahudin) merupakan siswa SD yang tidak lulus ujian.
Ia juga memiliki keterbatasan fisik, yaitu bibir yang sumbing.
Namun, Amek memiliki kelebihan yang jarang dimiliki orang lain. Ia sangat pandai berkuda.
Amek memiliki kakak bernama Minun (Monica Sayangbati).
Berbeda dengan Amek, Minun anak yang pintar dan selalu juara kelas. Ia juga sangat menyayangi adiknya, Amek.
Banyaknya siswa yang tidak lulus ujian membuat sekolah memperketat aturan belajar.
Namun, hal ini justru semakin memberatkan Amek dan teman-temannya, yaitu Umbe (Aji Santosa) dan Acan (Fachri Azhari).
Minun berusaha untuk mengajari Amek agar tahun ini ia bisa lulus ujian. Minun juga ingin Amek bisa mengejar cita-citanya.
Meskipun sebenarnya Amek tidak pernah bercerita tentang cita-cita yang ia impikan.
Amek terlalu malu orang-orang akan menertawakannya. Terlebih, karena kekurangan fisik yang ia miliki semakin menjauhkan Amek dari cita-citanya.
17. Jembatan Pensil (2017)
Jembatan Pensil mengisahkan cerita dari Kabupaten Muna, sebuah kabupaten yang terletak di pedalaman Sulawesi Tenggara.
Di kabupaten tersebut terdapat sebuah sekolah bernama SD Towea.
Di SD ini ada 5 sahabat, yaitu Nia (Nayla D. Purnama), Yanti (Permata Jingga), Azka (Azka Marzuki), Inal (Angger Bayu), dan Ondeng (Didi Mulya ).
Meskipun Ondeng memiliki gangguan mental, mereka berlima tetap bersahabat baik.
Selain di sekolah, kelima sahabat ini juga sering belajar di luar kelas.
Mereka berkeliling melihat peninggalan-peninggalan sejarah serta mendengar kisah-kisah sejarah.
Salah satunya dari Kak Gading (Kevin Julio) yang senantiasa bercerita untuk mereka.
18. Negeri 5 Menara (2012)
Film Negeri 5 Menara diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Ahmad Fuadi.
Film ini menceritakan tentang Alif (Gazza Zubizareta) yang berteman dengan Randai (Sakurta Ginting).
Dua sahabat yang berasal dari Minanjau ini bermimpi untuk melanjutkan SMA dan kuliah di kota Bandung.
Namun, ternyata Amak (Lulu Tobing) menginginkan Alif masuk ke Pondok Madani, salah satu pesantren di kota Ponorogo, Jawa Timur.
Dengan berat hati Alif pergi ke Pondok Madani bersama Ayah (David Chalik).
Di asrama Pondok Madani, Alif bertemu dengan Baso (Billy Sandy), Atang (Rizky Ramdani), Said (Ernest Samudera), Dulmajid (Aris Putra), dan Raja (Jiofani Lubis).
Sama seperti Alif, mereka semua berasal dari daerah di luar Ponorogo.
Mereka akhirnya bersahabat dan menamakan kelompok mereka Sahibul Menara atau para pemilik menara.
Alif pun mulai semangat bersekolah ketika bertemu dengan Ustad Salma (Dony Alamsyah) yang mengajar dengan penuh semangat.
Mereka berenam selalu berkumpul di menara Pondok Madani dan memimpikan cita-cita besar di masa depan.
Mereka ingin menaklukan Indonesia, Amerika, Eropa, Asia, hingga Afrika. Berhasilkan mereka mewujudkan cita-cita ini?
19. Temani Aku Bunda (2013)
Temani Aku Bunda adalah film dokumenter tentang oknum guru yang memberikan contekan kepada siswa SD saat UN pada tahun 2011.
Film ini menggambarkan bagaimana murid yang ingin berlaku jujur, namun dibatasi oleh sistem pendidikan yang tidak mendukung.
Film ini juga menggambarkan bahwa anak-anak sangat butuh pendampingan dari orang tua dalam proses belajar mengajar.
Lemahnya guru menjadi salah satu kendala pendidikan yang disampaikan di sekolah.
Film ini diperankan oleh Muhammad Abrary Pulungan sebagai Abrar.
Ia merupakan anak SD yang sedang gelisah karena masa ujian nasional yang akan segera tiba.
Abrar mendapat pengajaran di rumah untuk menjadi anak yang jujur.
Namun, di sekolah sang guru memintanya mengikuti kesepakatan yang membuatnya harus mengesampingkan kejujurannya.
Hal ini tentu membuat Abrar semakin gelisah.
20. Cinta dari Wamena (2013)
Cinta dari Wamena mengambil latar di Wamena, Papua.
Tiga orang sahabat, yaitu Litius (Maximus Itlay), Martha (Madonna Marrey), dan Tembi (Benyamin Lagowan) memiliki impian untuk terus sekolah.
Mereka datang ke Wamena untuk mendapatkan sekolah gratis.
Di Wamena, kehidupan mereka diuji oleh kehidupan remaja yang bebas.
Belum lagi wabah HIV/AIDS sedang banyak menyerang remaja di Wamena.
Akhirnya, perjalanan hidup membawa mereka ke tempat yang berbeda.
Litius tiba di Jakarta dan bertemu dengan Daniel (Nicholas Saputra) yang merupakan seorang musisi.
Daniel membuat Litius menemukan persahabatannya yang hilang.
21. Layu Sebelum Berkembang (2014)
Untuk kamu pecinta film dokumenter, kamu harus menonton film ini. Layu Sebelum Berkembang mengisahkan masa anak-anak yang segera berakhir.
Hal ini membuat gadis-gadis muslim dari kalangan menengah di Indonesia harus memilih pendidikan yang sesuai untuk mereka.
Mengambil latar di Yogyakarta, film ini menggambarkan bagaimana sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan karena tekanan politik dari partai-partai islam.
Sekolah-sekolah yang dulunya sekuler sekarang menerapkan banyak kegiatan keagamaan di sekolah.
Hal ini membuat anak-anak menjadi submisif.
Mereka melewati masa muda tanpa bisa mengatakan tidak kepada sistem pendidikan yang mungkin tidak membawa dampak baik di kehidupan mereka.
22. King (2009)
King merupakan film yang menceritakan tentang perjuangan seorang anak menjadi juara bulu tangkis.
Guntur (Rangga Raditya) dan ayahnya merupakan penggemar dari Liem Swie King, legenda bulu tangkis indonesia.
Ayah Guntur bekerja sebagai seorang komentator pertandingan bulu tangkis antar kampung.
Ia menularkan semangat dan kecintaannya terhadap bulu tangkis kepada Guntur.
Guntur yang mendengar kisah tentang “King” memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi juara dunia.
Demi mewujudkan cita-citanya ini Guntur latihan keras. Ia dibantu sahabatnya Raden dalam berlatih bulu tangkis.
Tanpa kenal lelah Guntur berusaha mendapatkan beasiswa bulu tangkis dan menjadi juara bulu tangkis kebanggaan Indonesia.
23. Sang Pemimpi (2009)
Sang Pemimpi merupakan film yang menjadi kelanjutan dari film Laskar Pelangi.
Film ini menceritakan tentang Ikal, Arai, dan Jimbron pada usia remaja.
Arai merupakan saudara sepupu Ikal dan Jimbron adalah sahabat Ikal dan Arai.
Film ini lebih banyak berkisah tentang pencarian identitas diri dan seksualitas pada usia remaja.
Ikal remaja (Vikri Setiawan) masih merindukan cinta pertamanya yang sudah pergi dari pulau Belitung.
Ia hanya memiliki sebuah kotak kaleng bergambarkan Eiffel yang menjadi kenangannya bersama sang cinta pertama.
Arai yang menjadi seorang playboy bergaya melayu menyukai salah satu dari teman sekelasnya. Gadis yang ia sukai adalah Zakiah Nurmala (Maudy Ayunda).
Namun, sepertinya cinta Arai bertepuk sebelah tangan. Jimbron juga memiliki cintanya sendiri.
Ia berangan-angan bisa menyelamatkan Laksmi, gadis yang ia cintai. Laksmi merupakan seorang gadis muda yang bekerja di pabrik cincau.
24. 3 Doa 3 Cinta (2008)
3 Doa 3 Cinta menceritakan tentang tiga sahabat, yaitu Huda (Nicholas Saputra), Rian (Yoga Pratama), dan Syahid (Yoga Bagus).
Mereka bertiga satu bulan lagi akan tamat dari pesantren dan SMA di Jawa Tengah.
Setelah tamat dari SMA, mereka bertiga memiliki impian dan cita-cita masing-masing.
Huda memiliki harapan untuk bertemu kembali dengan sang ibu.
Ia memutuskan berangkat ke Jakarta dan bertemu dengan Dona Satelit (Dian Sastrowardoyo).
Dona adalah penyanyi dangdut seksi yang ingin menjadi bintang terkenal di Jakarta.
Rian memutuskan untuk melanjutkan usaha yang telah dirintis ayahnya.
Hal ini bermula ketika ia menerima kado handycam dari sang ibu di hari ulang tahunnya.
Rombongan layar tancap yang sedang singgah di tempat tinggal Rian membuat ia semakin tertarik dengan handycam.
Syahid harus menerima kenyataan bahwa sang ayah sakit keras.
Syahid berasal dari keluarga miskin dan memiliki situasi psikologis yang tidak stabil.
Hal ini membuatnya bergabung dengan kelompok islam garis keras yang berbasis di luar pesantren.
Hingga pada suatu hari, Syahid memutuskan untuk menjadi relawan bom bunuh diri.
Hal ini tentu akan berdampak kepada kedua sahabatnya.
Bagaimana akhirnya mereka bisa meraih harapan dan menyelamatkan persahabatan mereka?
25. Atambua 39 Derajat Celcius (2012)
Di film ini, kamu bisa melihat bahwa ada kesenjangan besar dalam dunia pendidikan dan budaya di Indonesia.
Film Atambua 39 Derajat Celcius mengambil lokasi di daerah Atambua, Nusa Tenggara Timur.
Film ini menceritakan tentang Joao yang telah terpisah dengan ibu dan dua orang adiknya.
Joao dibawa oleh ayahnya dari Liquica, Timor Leste untuk tinggal bersamanya di Atambua. Sejak itu Joao tinggal bersama dengan ayahnya yang pemabuk, Ronaldo.
Suatu hari, Joao bertemu dengan Nikia yang kembali ke Atambua dari perantauannya.
Joao tanpa alasan selalu mengikuti Nikia. Nikia perlahan mulai menyukai Joao.
Hingga suatu hari, Joao menunjukan perasaannya dengan cara yang memaksa.
Nikia yang tidak suka dengan perilaku Joao pergi meninggalkan Atambua.
Film Atambua 39 Derajat Celcius diperankan oleh Gudino Suares sebagai Joao, Petrus Beyleto sebagai Ronaldo, dan Putri Moruk yang merupakan orang asli Nusa Tenggara Timur.
Melalui film ini juga kamu dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang sudut lain dari bangsa Indonesia.
Kamu akan memahami bahwa ada banyak kesenjangan yang harus diperbaiki di negeri ini.
Itulah film-film Indonesia bertemakan pendidikan yang siap menginspirasimu yang kami rangkum dari tahun 2000 an, hingga 2018, 2019 namun belum kami update untuk tahun 2020.
Saat menonton film-film ini jangan lupa juga untuk menyiapkan tisu. Ada banyak adegan yang akan membuatmu juga menitikan air mata.
Film-film ini dapat membuatmu semakin semangat menempuh pendidikan.
Kamu juga akan diajarkan untuk lebih bisa bersyukur dengan keadaan yang kamu miliki saat ini. Sudah memilih film yang akan kamu tonton?
Nah itulah informasi terkait seputar 25+ Film Tentang Pendidikan Indonesia Yang Menginspirasi. Semoga dapat menambah wawasan kamu tentang Film, khususnya 25+ Film Tentang Pendidikan Indonesia Yang Menginspirasi.